Aku masih ingat, ketika masa masa culun dalam kehidupanku, saat aku tidak bisa dikatakan sebagi siswa yang seutuhnya di sebuah sekolah baruku, aku yang masih baru belum tahu tentang jenjang pendidikan yang selanjutnya yang akan aku jalani dalam keseharian ku. Namun aku bersama harapanku memiliki cara pandang yang optimis tentang masa depan kehidupanku di sekolah baruku.
Dalam pencarianku, saat itu aku dipertemukan dengan orang orang yang seperti "Menantang" matahari, orang orang yang seperti bahagia selalu tegak berdiri, orang orang yang selalu menginginkan melihat senja dengan kedua bola matanya yang sayu. Aku bertanya "Apakah mereka tidak pernah lelah? Bagaimana dengan kehidupan mereka yang lain?". Lalusetelahnya, aku diperlihatkan dengan pemandangan yang tidak seperti biasanya, mereka perpenampilan seperti superhero. Mereka terlihat seperti bijaksana. Tidak lama aku berkesimpulan bahwa mereka adalah orang orang yang pernah aku temui, aku melihat mereka dari cara berjalan dan melakukan gerakan gerakan "Aneh". Entah terpaksa atau karena kesadaran diri sendiri, aku memutuskan untuk mencari tahu banyak hal tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka cari, apa yang membuat mereka banyak mengorbankan waktu, tenaga, dan materi bahkan mungkin mereka mengorbankan masa mudanya dari pergaulan yang menginginkan sebuah kebebasan. Ya, aku mulai menjadi bagian dari orang orang itu. Bosan dan lelah, adalah suatu kondisi saat aku mengawali penjelajahanku. Aku belum terbiasa dengan panas matahari yang membakar bagian tubuh terluarku, akupun belum terbiasa dengan duduk mendengarkan dan melakukan gerakan gerakan kaku, dan aku belum terbiasa "menghabisakan" uang jajan ku untuk dunia yang baru aku jamah ini.
Namun, hari demi hari, rasa bosan dan lelah yang menjadi keluhan pertamaku, semuahal yang sempat membuatku "terpenjara", sudah menjadi sahabat terbaik dalam keseharianku, aku mulai akrab dengan dunia yang sudah tidak baru ini, dan ketahuilah aku mulai tahu banyak hal di tempat ini. Ya ini adalah ekstrakulikuler PASKIBRA yang memiliki tugas utama seperti namanya, mengibarkan sang dwi warna. Aku benar benar menikmati perjalanannya dan aku sangat bangga menjadi bagian terdepan mengawal merah putih. Aku mulai bahagia dengan orang orang luar biasa. Aku mulai mengerti tentang semuanya.
Tapi...
Pelatihku,
Aku bukanlah manusia yang tidak mempunyai rasa lelah, kadang rasa lelahku selalu membiski tubuhku untuk berdiam diri sebentar saja, menghirup udara segar dibawah pepohonan rindang. Tapi kau selalu memaksaku untuk tegak berdiri.
Pelatihku, aku lelah
Aku bukanlah manusia yang tidak memiliki keluarga, kadang keluargaku tidak sejalan denganku bahkan mereka menginginkan aku untuk tidak melanjutkan kehidupan yang membuatku bahagia aku pun tidak bisa memaksakan kehendak pada orang orang yang telah menyelamatkan hidupku di dunia ini. Tapi kadang kau selalu memaksaku untuk selalu ada.
Aku bukanlah manusia yang tidak mempunyai teman, kadang temanku rindu akan duduk bersama mengerjakan tugas yang katanya tugas kelompok, aku juga rindu akan berbicara tentang kekonyolan dan ber selfie ria.
Namun tahukan? Aku tetap saja tidak bisa meninggalkan rumaku, Ya PASKIBRA. Aku benar terangkap dengan dunia yang satu ini, sebuah dunia yang membuatku berbeda dengan orang lain, sebuah dunia yang mengajarkan apa itu cinta pada tanah air, mengajarkan kekeluargaan, kekompakkan dan mengajarkan hidup ber etika, ya aku senang dan bangga!
Tapi Pelatihku...
Jangan ajarkan aku tentang cara membenci
Jangan ajarkan aku untuk selalu menentang orangtuaku
Jangan ajarkan aku untuk menjadi seorang yang ambisius akan sebuah kemenangan.
Aku bisa saja menuruti semua perkataanmu, tapi aku tidak mau engkau dibenci karna mengajarkan sesuatu yang sebenarnya aku benci.
Pelatihku, aku menitipkan aku dan kehidupanku, silahkan perlakuan aku sebagaimana engkau mau, aku tahu engkau ingin menjadikan aku anak yang baik, menjadikan sekolahku memiliki aroma semerbak harum, tapi jangan perlakukan aku dengan sisi buruk dan ketidakwarasan mu.
Pelatihku,
Terimakasih atas didikan dan tempaan yang kau berikan, kau banyak berkorban untuk kehidupanku. Semoga jasamu tidak habis oleh waktu. Sejarah akan mencatat bahwa aku dan almamaterku adalah produk dari kehebatanmu.
Dariku yang selalu kau "paksa". Aku menyangimu.